SENI tradisional ketoprak di Kabupaten Rembang Khususnya Kecamatan Sumber , Jawa Tengah, sangat dekat dengan kehidupan masyarakat dan berkembang di tengah arus Modernisasi.
Dalam pentas, cerita yang ditampilkan menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Ketoprak juga dapat dijadikan sarana belajar, tuntunan hidup, Serta pendidikan karakter dan Budi pekerti.
Dalam pergelaran seni, ketoprak merupakan lakon yang disuguhkan penonton, terdapat wewaton atau aturan hidup yang dianut bersama.
Seni Ketoprak semakin terpinggirkan di tengah arus modernisasi sebab masyarakat khususnya generasi atau Peserta didik sekarang beranggapan bahwa seni Ketoprak sudah ketinggalan jaman. Masyarakat cenderung memilih siaran televisi sebab dalam penyajiannya lebih menarik. Padahal sebenarnya fungsi Ketoprak dan televisi itu sama-sama menyampaikan pesan kepada masyarakat juga membangun Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti Peserta didik pada umumnya,
Setiap pertunjukan digelar penonton yang menyaksikan hanya sedikit hanya. Faktor yang mendorong para pemain tetap bertahan dalam era modern adalah adanya rasa memiliki dan mereka ingin melestarikan budaya agar generasi muda tidak melupakan sejarah bangsa. Faktor penghambat dalam era modern adalah aturan atau pakem yang masih kaku, kurangnya fasilitas untuk pementasan, sarana publikasi yang minim, dan kurangnya perhatian pemerintah. Di era modern ini para pementas harus menyesuaikan dengan pola pemikiran anak muda agar seni Ketoprak kembali diterima dan digemari masyarakat khususnya generasi muda. Pada hari jadi sekolah SMAN 1 Sumber yang ke-26 ,dimana dapat kesempatan untuk menyajikan pagelaran pentas seni ketoprak dengan dengan kolaborasi bersama peserta didik.